Saturday, March 31, 2007

Saat Sebagai Mahasiswa Kita (sepenuhnya) Menjadi Orang Indonesia


Saat Sebagai Mahasiswa Kita (sepenuhnya) Menjadi Orang Indonesia


Negara Indonesia itu belum ada. Begitulah Bapak H.S. Dillon (selanjutnya disebut dengan HSD) memulai pembicaraannya bersama FLG, di kediamannya pada tanggal 25 Maret 2006. menurut beliau, kita belum menjadi orang Indonesia seutuhnya, karena kita belum bisa keluar dari kungkungan kepentingan pribadi, golongan dan keluarga dalam mengutamakan kepentingan Negara dan bangsa sebagai prioritas utama. Berdasarkan sejarah, nama Indonesia pun merupakan pemberian dari seorang ahli dari Belanda. Kemerdekaan Indonesia juga tidak lepas dari campur tangan bangsa asing, dalam hal ini Jepang. Masih menurut HSD, dengan bagitu bukan berarti penduduk Indonesia yang benar – benar konsern terhadap kepentingan negaranya itu tidak ada. Mahasiswa merupakan bagian masyarakat yang mampu menjadi orang Indonesia seutuhnya. Sebab di saat menjadi mahasiswa, seseorang mampu melepaskan dirinya dari belenggu kepentingan pribadi, golongan dan memfokuskan diri pada kepentingan bersama dan umum. Di masa – masa menjadi mahasiswalah—dan hal ini sudah dibuktikan oleh banyak tokoh dunia dan nasional—muncul idealisme dan kreatifitas – kreatifitas brilliant seseorang
Sebelumnya, FLG yang konsern terhadap keadaan Negara yang amburadul ini telah menyampaikan hasil penelitian kecil – kecilan mereka. Dalam penelitian itu, FLG menemukan bahwa mahasiswa menganggap semua periode yang pernah dilalui bangsa ini sama saja keadaannya. Tak ada satu periode yang menjadi favorit mahasiswa.
Menanggapi pandangan FLG yang mengatakan bahwa Negara dalam keadaan amburadul itu, HSD mengiakan. Menurutnya, keamburadulan Negara yang terjadi sekarang adalah sebuah warisan masa lampau yang terus beranak pinak. VOC, Belanda, Jepang, para penjajah yang bercokol lama di Indonesia ini mewarisi banyak sekali kesaliman. Dan setelah kemerdekaan sampai sekaran, kesaliman itu bukannya dihilangkan malah sebaliknya bertambah parah. Memang ada upaya menghilangkan itu. Soekarno misalnya, berusaha untuk menghancurkan “tembok – tembok tua” kesaliman sore itu dengan menggambarkan keadaan Indonesia kontemporer. Masalah Cepu, Freeport, dan para pencari suaka di Australia yang berasal dari Irian Jaya, diangkatnya. “Nasionalisme kita tengah diuji dan digoyang”, ujarnya. Pertanyaan mendasara dari bung Idam adalah apakah itu nasionalisme? Bung Karno pada umur 26 tahun pernah mengatakan bahwa, nasionalisme sejati harus bersendikan pada pengetahuan akan tatanan ekonomi dunia dan sejarah bangsa serta dunia. Maka, inilah tugas mahasiswa sekarang. Ia harus mengetahui tatanan ekonomi dunia, untuk menjaga dan mengamankan tatanan ekonomi serta kehidupan ekonomi di negaranya. Disamping itu, penting juga untuk menggali pemikiran dan pemahaman para founding fathers Negara ini, untuk memperkaya dan memperkuat nasionalisme generasi muda.
Mahasiswa harus mengubah dirinya sendiri. Sesuatu yang ingin diubah, harus dilakukan dalam diri sendiri. Selain itu, generasi muda harus paham bahwa, belajar dari pengalaman senior adalah hal yang biak. Maka dibutuhkanlah “penyaringan” dalam meliah – milah mana yang baik, mana yang buruk. Karena untuk mengubahsesuatu yang salah di negeri ini, perlu pemotongan satu generasi. Tapi itu tentu saja tidak mungkin dilakukan.
Menutup pertemuan sore itu, ketiga tokoh yang ditemui FLG, rupanya sepaham. Mereka memberikan closing statement yang pada intinya berharap agar semangat yang sudah ada pada FLG, harus tetap dipertahankan. Api Nasionalisme ini harus tetap menyala dan dipupuk selalu, sehingga generasi sekarang dapat menjadi lebih baik dari generasi – generasi sebelumnya.




Berto Iskra
30 Maret 2006

2 comments:

Anonymous said...

Tulisan bung berto ini, memang benar adanya,. Mahasiswa merupakan perwakilan dari golongan atau kaum pemuda. Dimana Bung Karno pernah berkata,. 'jika ingin menguasai suatu bangsa, PEGANG PEMUDANYA',.
Peran pemuda sangat penting, khususnya indonesia dalam masa transisi demokrasi ini.

jadi teman2 FLG, tetap semangat,. dan tetap kobarkan bara semangat kalian,. bakar pemuda lainnya dengan bara tersebut!

Anonymous said...

mahasiswa harus terus bersikap netral atau independen
bergerak dengan ideologi

http://bisnisfrenstore.wordpress.com